Dongeng cerita rakyat yang kedua masih berasal dari Sumatera Barat,
yaitu legenda Danau Toba. Kisah ini menceritakan tentang seorang pemuda yang
bernama Toba yang hidup sederhana dengan bekerja di ladang setiap harinya.
Pada suatu hari, Toba pergi memancing ikan di sebuah sungai. Dari hasil
memancing tersebut, toba mendapatkan sebuah ikan yang memiliki warna kuning
keemasan. Saat Toba melepaskan mata kail dari mulut ikan tersebut, ikan
tersebut berubah menjadi seorang wanita yang cantik.
Wanita tersebut kemudian memperkenalkan dirinya. Wanita cantik jelita
tersebut bernama Putri. Toba sangat jatuh cinta pada Putri dan memintanya untuk
menikah. Putri kemudian menerima lamaran dari Toba, tapi dengan satu syarat.
Syarat tersebut adalah Toba tidak boleh menceritakan kepada siapapun
bahwa dirinya (Putri) adalah ikan di sungai tersebut. Toba kemudian menyanggupi
permintaan tersebut.
Setelah menikah, mereka berdua hidup secara sederhana dan penuh
kebahagiaan. Berbulan-bulan setelahnya, Toba dan Putri dikaruniai seorang anak
laki-laki yang kemudian diberi nama Samosir.
Seiring berjalannya waktu, Samosir ternyata tumbuh menjadi pribadi yang
pemalas dan cukup nakal. Samosir sehari-harinya hanya bermain-main dan
bermalas-malasan saja. Selain itu, Samosir juga memiliki nafsu makan yang
tinggi.
Suatu ketika, Putri meminta Samosir untuk mengantarkan makanan ke
ayahnya di ladang. Karena malas, Samosir merasa terpaksa melakukan hal
tersebut. Ditengah perjalanan, Samosir merasa sangat lapar.
Karena merasa sangat lapar, Samosir memakan makanan yang seharusnya
diberikan pada ayahnya, Toba. Samosir kemudian hanya menyisakan sedikit dari
makanan yang seharusnya diberikan kepada ayahnya.
Setibanya di ladang, Toba sangat kesal dan marah karena melihat
makanannya yang hanya tersisa sedikit. Dengan emosi marah tersebut, Toba
membentak Samosir dan berkata “Anak tidak tau diuntung, dasar kau anak
keturunan ikan!”
Samosir yang sangat ketakutan dan sedih tersebut pulang dan
menceritakan apa yang terjadi kepada ibunya. Ibunya yang mendengar cerita
tersebut merasa sangat sedih, karena ternyata Toba telah melanggar janjinya.
Putri dan Samosir kemudian berpegangan tangan, dan keduanya pun
menghilang secara tiba-tiba. Tak hanya itu, dari setiap jejak langkah Samosir
terus muncul air dalam jumlah yang sangat banyak sehingga menenggelamkan
wilayah di sekitarnya termasuk Toba.
Cerita ini mengajarkan kepada kita bahwa pentingnya kejujuran dan
menepati janji yang sudah dibuat. Dalam kasus ini, Toba melanggar janji dengan
menyebut asal usul Putri sebagai ikan. Selain itu, cerita ini juga mengajarkan
pentingnya untuk menghormati orang tua. Ketidaktaatan Samosir kepada perintah
ayahnya menjadi salah satu pemicu terjadinya bencana. Penting untuk selalu
menghormati dan mentaati orang tua.
0 Comments